PURNAMASOFYAN.ID, Bertepatan dengan musim Pemilu akhir-akhir ini ramai dengan Fenomena dikalangan masyarakat antar golongan maupun umum dengan mendeklarasikan dirinya sebagai pendukung salah satu kontestan/paslon peserta Pemilihan Umum, baik itu pemilihan Presiden/Wapres maupun pemilihan pejabat daerah tertentu. Mereka dengan bangga mendukung para “Jagoan” mereka dengan mempublikasikannya ke khalayak umum, Baik itu masyarakat biasa dan para simpatisannya, bahkan ada Pejabat dan Aparatur Negara dengan terang-terangan mendeklarasikan untuk mendukungnya.
Ketentuan umum mengenai pemilu di atur dalam UUD 1945 amandemen keempat, Pasal 22E ayat 1 sampai 6.
Ayat 1: pemilihan umum di laksankan secara langsung, umum,bebas, rahasia, jujur, dan adil setiap lima tahun sekali.
Ayat 2 : pemilihan umum di selenggarakan untuk memilih anggota DPR, DPD, presiden dan wakil presiden, dan DPRD.
Ayat 3 : peserta pemilihan umum untuk memilih DPR dan DPD adalah parpol
Ayat 4 : peseta pemilihan umum untuk memilih dewan perwakilan daerah atau perseorangan.
Ayat 5 : pemilihan umum di selenggarakan oleh suatu komisi pemilihan umm bersifat nasioal, tetap, dan mandiri.
Ayat 6 : ketentuan lebh lanjut tentang pemilihan umum diatur dengan undang-undang.
Dengan memegang teguh prinsip atau asas pemilu Luber Jurdil (langsung, umum, bebas, rahasia, jujur dan adil) atau yang kita sering dengar dengan istilah Pemilu Luber Jurdil dapat membuat pilpres dan pileg Indonesia semakin berkualitas.
Namun akhir-akhir ini Prinsip LUBER JURDIL sudah mulai tergerus dan terkikis atau bahkan pudar seakan tidak ada lagi KERAHASIAAN dikalangan masyarakat indonesia, dengan maraknya fenomena deklarasi untuk mendukung salah satu kontestan/paslon peserta Pemilihan Umum, menurut saya, ini tidak sesuai dengan Asas pemilu dalam pasal 22 E yang dijelaskan pada ayat 1. Pemilu di laksanakan dengan langsung, umum, bebas, rahasia, adil, dan jujur.
Dalam hal ini sudah tidak ada lagi arti kata RAHASIA dalam Pesta Pemilu di Indonesia.
Mungkin ada pendapat lain dari anda?